cerpen fiksi tema cinta dan detektif
S arah melamun, dia masih memikirkan kata-kata abang Januar. Sarah diam, lamunannya lama sekali, pandangannya kosong, sepertinya kejadian siang tadi membuat dia benar benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Sarah bingung, kenapa abang Januar bisa bisanya menampar Haris di depannya, memangnya apa yang sudah Haris lakukan sampai abang Januar semarah itu melihat wajahnya, menemui Sarah dan Haris pulang bersama. Sarah berbaring dikamarnya, ditariknya buku diari dari tas yang dilemparnya sepulang tadi, “Sarah heran, mengapa abang Januar tega teganya menampar orang yang sudah baik pada Sarah. Sarah tidak pernah melihat bang Januar seemosi itu, apa yang membuat abang menjadi seperti ini? Sarah bingung” Ada yang mengetuk pintu, Sarah berhenti menulis, “Sebentar”, segera ia buang wajah marahnya saat ditengoknya abangnya itu, Sarah menunduk, takut, “Sarah, usah kau ajak lagi bajingan itu datang kemari, kalau tidak, kau pula yang abang hajar” Januar tahu adiknya takut, takut s...